Notification

×

Iklan

Iklan

Tragedi Meninggalnya Seorang Anak Akibat Terbawa Arus Air Waterway

Senin, 11 Maret 2024 | 12:13 AM WIB | 0 Views Last Updated 2025-01-16T16:25:04Z

 

Lokasi Tempat Kejadian Perkara

Sebuah tragedi yang mengguncang telah terjadi di daerah kampung Muara Desa Cibunian Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor (Sabtu, 09 Maret 2024)

Seorang anak yang tidak bersalah telah kehilangan nyawanya akibat terbawa arus air di kawasan Waterway yang ada di sebuah kampung Muara Desa Cibunian Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor tepatnya pada hari sabtu tanggal 09 Maret 2024 ba'da isya sepulang mengaji bersama teman-teman nya. 

Insiden ini bermula saat sekelompok anak kecil yang berumur sekitar 8 tahun yang berinisial (MM) pulang mengaji pada pukul sekitar 19.20 WIB ba'da isya menurut keterangan, anak kecil ini bermaksud untuk pulang kerumahnya setelah mengikuti pengajian rutin di kampungnya, namun ternyata malam itu adalah malam terakhir bagi (MM), disayangkan ternyata malam tersebut si korban pada malam itu, pulang tidak melewati jalan yang seperti biasanya, melainkan mereka pulang mengambil jalur alternatif, yaitu lewat pinggir jalur Waterway, dimana jalan tersebut belum terpasang sama sekali alat penerangan, sehingga menjadi salah satu faktor penyebab terpeleset nya seorang anak dan jatuh ke air jalur Waterway. 

Menurut saksi dari warga bahwa si anak pada saat berjalan justru nekat melewati palang cor'an yang menjadi talang atas jalur air Waterway, padahal talang cor'an itu bukan diperuntukkan untuk Jembatan Penyebrangan Orang (JPO), cor'an tersebut di perkirakan memiliki lebar sekitar 20 cm dan panjang kurang lebih 4 meter, dalam keadaan gelap gulita salah satu anak akhirnya terpeleset jatuh ke air yang kebetulan pada saat itu menurut saksi mata, debit air sedang tinggi dan keruh, alhasil si anak terbawa arus dengan begitu cepat terseret ke hilir. Setelah kejadian itu, beberapa temanya berlari menghubungi orang tuanya dan mencoba meminta pertolongan kepada warga setempat, dan sang Ayah korban menurut pengakuannya, sempat terjun ke air untuk menolong sang anak, bahkan sang Ayah sudah berusaha keras untuk meraih tangan dan baju korban, namun karena posisi tubuh dan baju si korban dalam kondisi basah, sehingga pegangan tangan sang Ayah tidak begitu kuat dan terlepas dari genggaman sang Ayah, setelah itu sang Anak (Korban) tidak lagi terlihat oleh sang Ayah, alias terbawa arus masuk kedalam air. 

Lokasi Penemuan Mayat Korban


"Pada saat saya mendengar laporan dari teman-teman anak saya, bahwa anak saya terjatuh, saya langsung mengejar anak saya dan pas ketemu di dalam air, saya langsung meraih dan menangkap tangan dan baju anak saya, tapi sayang ketika itu tangan anak saya sangat licin, bahkan ketika saya raih bajunya pun sama, pada saat itu terasa licin, ditambah dengan kuatnya arus air sehingga menyulitkan saya untuk merangkul dan menarik tubuh anak saya" Ucap sang Ayah korban, yang tidak mau disebutkan namanya ketika ditemui awak media. 

Di kesempatan yang sama, puluhan wargapun ikut turun dan membantu menyisir sepanjang jalur air Waterway untuk mencari anak yang hanyut tadi, tapi sayang pada saat itu belum terlihat di permukaan air. 

"Saya sudah sekuat tenaga menarik anak saya, tapi dia terlepas lagi, dan anak saya terseret kedalam air begitu kuat, dan aku sudah berpikir pasrah pada saat itu" Tambah sang Ayah menjelaskan kembali pada awak media. 

Selang waktu beberapa menit sejumlah warga ikut membantu koordinasi dengan pihak penjaga pintu air Waterway, untuk segera menutup pintu air agar jalur Waterway dapat di surutkan, dan benar saja setelah hampir setengah jam, ketika sang Ayah (Orang Tua Korban) dan beberapa warga menelusuri sepanjang jalur air Waterway, akhirnya membuahkan hasil, sang anak akhirnya dapat ditemukan sekitar Jam 8 malam lebih, namun sayang nyawa anak tersebut tidak terselamatkan, meskipun warga sudah melakukan Pertolongan pertama pada korban, namun Takdir berkata lain, sang Anak akhirnya meninggal dunia dilokasi sekitar Waterway. 

Pada saat awak media menelusuri tempat kejadian perkara (TKP) mencoba untuk mengukur jarak antara titik terjatuhnya sang anak dengan ditemukannya mayat korban, itu diperkirakan sekitar kurang kebih ada 200 meter, itu cukup jauh sekali. 

Wajar saja untuk seorang anak yang masih berumur 8 tahun tidak bisa bertahan dalam pusaran air, jangankan anak kecil, orang dewasa pun belum tentuk bisa bertahan. 

Korban sempat dilarikan ketempat kesehatan terdekat, sebut saja Bidan (menurut keterangan dari warga) menggunakan sepeda motor warga, namun korban sudah tidak bernyawa. 

Lalu korban kembali dibawa pulang kerumah duka, dan pada saat malam yang sama awak media melihat sudah banyak sekali warga masyarakat yang berkumpul dan berta'ziah (melayat korban). Bahkan di lokasi sudah nampak hadir bapak Kepala Desa Cibunian (Bapak Basuni). 

Jalur Air (Waterway)

Dari kejadian tersebut awak media sempat menyaksikan kedua belah pihak antara pihak perusahaan dan pihak keluarga korban bermusyawarah dan berakhir dengan kesepakatan untuk menyelesaikan segala permasalahan ini dengan cara lewat kekeluargaan dengan didampingi oleh pihak Pemerintahan setempat. 

Alhamdulillah  pihak keluarga korban sudah ikhlas dan tabah menerima Takdir ini, sedangkan pihak perusahaan Waterway juga bersedia untuk membantu pihak keluarga korban dalam kegiatan acara Tahlilan sampai dengan 40 hari kedepan. 

Menjadi pengingat yang menyedihkan buat kita semua akan bahaya yang tersembunyi di perairan, serta pentingnya keselamatan saat berada di sekitar sungai dan kali. 

Kematian tragis ini menyoroti pentingnya kesadaran akan bahaya di sekitar air, terutama bagi anak-anak yang rentan terhadap risiko kecelakaan. Orang tua dan pengasuh harus memastikan anak-anak mereka selalu diawasi saat berada di dekat perairan. Selain itu, penting juga untuk memastikan bahwa anak-anak memiliki pengetahuan tentang keselamatan di air, termasuk cara berenang yang baik dan bagaimana menghindari bahaya arus air yang kuat.

Sementara itu, otoritas setempat juga harus memperkuat tanda peringatan (Warning Sign) dan pengamanan di sekitar sungai dan kali untuk mengurangi risiko kecelakaan serupa di masa depan. Upaya bersama antara masyarakat, Pemerintah, dan Organisasi, keselamatan harus dilakukan untuk memastikan bahwa setiap orang, terutama anak-anak, dapat menikmati perairan dengan aman.

Beberapa Tokoh masyarakat yang mewakili keluarga korban meminta agar pihak perusahaan agar segera membuat penutup Jalur air Waterway dengan Cor'an, dan membuat papan peringatan (Warning Sign) dan juga pagar pembatas, agar ketika ada warga masyarakat yang mau melintas atau melewati jalur air Waterway bisa lebih awareness dan lebih waspada dan hati-hati lagi. 

Tragedi ini telah merenggut nyawa seorang anak yang berharga dan menyayat hati keluarga serta masyarakat setempat, bahkan kejadian ini bukan yang pertama kali saja menurut pengakuan seorang warga yang tidak mau disebut namanya. 

Semoga kejadian ini menjadi peringatan bagi kita semua untuk meningkatkan kesadaran akan keselamatan di sekitar air dan mencegah terulangnya tragedi serupa di masa depan. 

Reporter : Humas Pamijahan (Kang L) 

×
Berita Terbaru Update