detikhumas || Pamijahan, Bogor. Setelah viralnya video pernyataan tegas dari H. Daden Amir Hamzah yang menyerukan kepada Gubernur Jawa Barat agar segera menutup dan membongkar gerbang utama Wisata Lokapurna Bedeng, kini muncul kabar bahwa aksi tersebut ternyata tidak terealisasi sesuai rencana. (Jum'at 25 April 2025)
Dalam beberapa hari terakhir, sempat beredar luas voice note WhatsApp berisi ajakan kepada seluruh masyarakat sekitar untuk turun langsung membongkar gerbang wisata secara paksa. Dalam pesan tersebut, pengirim bahkan meminta warga membawa alat-alat seperti linggis, palu, dan perlengkapan lainnya demi menjalankan aksi tersebut secara serentak pada hari ini, Jumat, 25 April 2025.
Namun, kenyataannya jauh dari ekspektasi. Di hari yang telah dijanjikan sebagai “hari pembongkaran”, hanya segelintir warga yang hadir di lokasi. Bahkan, dalam video yang kini kembali viral, terlihat bahwa kebanyakan dari warga yang hadir justru kaum ibu-ibu, sementara sebagian besar warga laki-laki yang sebelumnya dikabarkan akan ikut serta, tidak terlihat batang hidungnya.
Menurut keterangan dalam video yang beredar, aksi pembongkaran dinyatakan batal akibat adanya selisih paham antara masyarakat dan pihak pengelola wisata, yang belum menemukan titik temu dalam penyelesaian permasalahan.
“Kami datang, tapi tidak ada kesepakatan, ya akhirnya gagal. Jujur, kami kecewa,” ujar salah satu warga perempuan dalam video tersebut.
Kegagalan aksi ini menimbulkan tanda tanya besar bagi publik yang sebelumnya telah dibuat heboh oleh pernyataan H. Daden. Banyak yang bertanya-tanya, apakah aksi ini benar-benar murni demi kepentingan masyarakat, atau sekadar manuver sesaat yang akhirnya menguap tanpa arah.?
Sementara itu, suara kekecewaan dari sebagian warga mulai mencuat di media sosial, berharap agar ke depan segala permasalahan dapat diselesaikan melalui jalur musyawarah yang bijak dan tidak menjadi panggung drama yang sia-sia.
Kita akan terus memantau kelanjutan polemik wisata Lokapurna ini… Akankah ada babak baru? Atau ini menjadi akhir dari euforia yang hanya tinggal debu?
Reporter Humas Pamijahan